menu

Selasa, 02 April 2013

Banjarsari



Banjarsari, Ciamis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Banjarsari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Indonesia. Sebutan yang pernah populer untuk kecamatan ini adalah "Kota Nyari" - nyaman, asri, rindang, dan indah. Kini istilah itu tidak lagi terlalu menggema. Sebagai bukti keberadaannya, didirikanlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kotanyari, sebuah sekolah dasar yang cukup baik, menyusul SDN IX Banjarsari.

Batas wilayah[3]



Sarana dan prasarana

Setelah pernah menempati Desa Sukasari, pusat kecamatan dipindahkan ke Desa Banjarsari pada tahun 1990-an, dengan alasan pengintegrasian wilayah. Di kompleks itu terdapat kantor kecamatan, pusat kesehatan masyarakat, kantor pos Indonesia, taman atau alun-alun kecamatan, dan lapangan upacara yang biasa dipakai untuk tempat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Di sekitar kompleks ini pula terdapat pusat perbelanjaan yang cukup modern.
Pasar umum terdapat di Desa Cibadak yang berbatasan langsung dengan pusat kecamatan. Di sana terdapat pula terminal bus dan perwakilan penyedia layanan angkutan bus untuk tujuan Kota Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Bandung, Depok, Jakarta, Tangerang, dan lain-lain. Masjid agung sebagai ciri penting kecamatan terletak di depan balai desa Cibadak. Di desa yang sama terdapat pula kantor Kepolisian Sektor Banjarsari yang berseberangan langsung dengan BRI unit Cicapar. Sarana perekonomian yang ada selain BRI Unit Cicapar juga terdapat BRI Unit Sukasari, Banjarsari, dan Sindanghayu. BRI Unit Banjarsari merupakan BRI Unit yang dilengkapi dengan layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) on line 24 jam.

Transportasi

Kecamatan Banjarsari khususnya Ibukota Kecamatan Banajrsari dilewati oleh jalan kabupaten yang strategis, yaitu tepat berada di tengah-tengah pusat wilayah Kabupaten Ciamis dan relatif dekat dengan obyek wisata Pantai Pangandaran yang sekarang direncanakan akan menjadi Kabupaten Pangandaran. Adapun jarak antar pusat Kabupaten Ciamis dengan Pangandaran lebih kurang 80 km, memerlukan waktu perjalanan bus umum lebih kurang dua jam, sedangkan dari Banjarsari dibutuhkan perjalanan kurang lebih 1 jam untuk mencapai Pangandaran.
Untuk menuju Kecamatan Banjarsari, dari ibukota provinsi Jawa Barat, biasanya dapat dilakukan dengan menggunakan layanan mode transportasi darat Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) berupa bus umum yang berada di terminal Cicaheum, Kota Bandung. Untuk perjalanan langsung hanya tersedia kelas ekonomi, dengan tarif bus umum sekitar Rp. 20.000,00. Tetapi ada cara lain, misalnya dengan memilih kelas bisnis ber-AC untuk transit di kota Tasikmalaya atau di Kota Banjar, lalu dilanjutkan dengan kendaraan umum lainnya (bus atau elf).
Lain halnya bila ingin menggunakan kereta api (KA), dari Kota Bandung atau Yogyakarta, persinggahan terakhir kereta adalah di stasiun KA Kota Banjar. Hal ini berlaku karena tidak ada akses langsung KA ke kecamatan ini. Pada dekade hingga akhir tahun 80-an, mode transportasi kereta api ini ada hingga ke Kecamatan Pangandaran melalui Kecamatan Padaherang dan Kalipucang dan relatif banyak digunakan oleh masyarakat sekitar pada waktu itu untuk digunakan sebagai fasilitas transportasi umum. Tetapi kemudian ditutup karena pertimbangan alasan ekonomi pada akhir tahun 1980-an. Belakangan ada rencana pembukaan kembali, namun terbengkalai seiring terjadinya krisis moneter yang melanda Asia Timur, Indonesia tanpa terkecuali.
Selain dari arah barat wilayah Kecamatan Banjarsari memiliki akses yang relatif dekat dengan Provinsi Jawa Tengah, akses ini bisa dicapai melalui arah dari Kecamatan Kalipucang dan dari Kecamatan Lakbok melewati bendungan Manganti melalui jalur jalan Banjarsari-Lakbok. Akses ini bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan umum dari Banjarsari, Kota Banjar, dan Kalipucang atau di wilayah terdekat dengan Provinsi Jawa Tengah seperti Kabupaten Banyumas dan sekitarnya.

Pendidikan

Taman kanak-kanak (TK) yang cukup baik di sini adalah TPA/TKA PUI di sekitaran kompleks Masjid Agung. Dulu pernah populer pula TK Merpati yang bertempat di dekat SDN Kotanyari, sekaligus di belakang kantor Komando Rayon Militer. Sekolah dasar SD yang relatif populer diantaranya SDN Kotanyari dan SDN IX Banjarsari. Rata-rata, gedung SD dibangun pada era 1970-an, tidak sedikit di antara gedung-gedung itu begitu memilukan, peremajaan bangunan berjalan lamban, kontras dengan gencarnya kampanye wajib belajar sembilan tahun dan adanya program bantuan operasional sekolah (BOS).
Sekolah menengah atas (SMA) atau yang sederajat di kecamatan ini di antaranya adalah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Banjarsari, SMAN 2 Banjarsari, SMA Plus Al-Hasan, SMA Muhammadiyah Banjarsari, dan MA PUI Banjarsari. Kemudian sekolah menengah kejuruan (SMK) di antaranya SMK Siliwangi AMS, SMK Muhammadiyah 1 Banjarsari, dan SMK Muhammadiyah 2 Banjarsari. Sedangkan untuk sekolah menengah pertama (SMP) atau yang sederajat di kecamatan ini di antaranya adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Banjarsari (di Desa Cibadak), SMPN 2 Banjarsari (di Desa Cicapar), MTs Al-Hasan, MTs PUI Banjarsari (di Desa Cibadak), dan SMP Plus (di Desa Pasawahan). Untuk perguruan tinggi (PT), di kecamatan ini baru dibuka setelah tahun 2000-an, yakni kelas jauh Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, pada kelas Diploma-2, untuk program penyediaan guru SD yang lebih baik. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam ada juga beberapa di sini. Salah satu di antaranya ialah Pondok Pesantren Miftahul `Ulum Pimpinan KH. Hasan Bisri yang terletak di Desa Kawasen. Di dalam pondok ini juga dikelola pendidikan formal seperti TK Plus Al-Hasan, MTs Al-Hasan, dan SMA Plus Al-Hasan. Para siswa yang datang dari berbagai daerah selain belajar secara formal mereka juga belajar mengaji di pondok ini. Dan yang terakhir adalah Pesantren PERSATUAN ISLAM (PPI) No. 100 Banjarsari yang didirikan oleh KH. Ade Abdurrahman, Lc. bersama rekan-rekannya sejak tahun 1992, hingga kini PPI mengelola pendidikan formal mulai dari tingkat Raudhatul Athfal (TPA), MTs hingga jenjang Mu'allimien. No. urut 100 di Pesantren ini mengacu pada No. urut jumlah pesantren yang didirikan dibawah Ormas Persatuan Islam yang berpusat di Viaduct, Bandung.

Informasi dan telekomunikasi

Kode telepon tetap kecamatan ini adalah 0265, berinduk kepada Tasikmalaya. Sambungan telepon cukup baik, menjangkau hampir setiap desa. Adapun pelayanan telekomunikasi selular telah dijangkaui oleh semua operator GSM, menyusul beberapa operator CDMA dengan porsi yang lebih terbatas. Internet sebagai media informasi yang penting mulai berkembang di sini, ini disebabkan karena biaya akses yang relatif terjangkau untuk sebagian penduduk khususnya para pelajar. Salah satu warung Internet yang pertama ada di Banjarsari dan masih tetap eksis adalah Warnet Kinanti Computer yang beralamat di Jalan Raya Timur Banjarsari, tepatnya di Jalan Kubangpari Cibadak, berdiri sejak tahun 2002. Biaya akses rata-rata Internet adalah Rp. 2.500,00 per jam. Untuk mengetahui lebih jauh dapat dilihat di http://www.kinanti.web.id/
Siaran radio FM dapat diterima di sini, dipancarkan dari Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Purwokerto, Cilacap, dan kota-kota lain di Jawa Tengah, tetapi sekarang stasiun pemancar radio lokal komersial juga banyak berdiri di sini.
Televisi TVRI Jawa Barat dapat diterima cukup baik di sini melalui gelombang VHF, selain itu juga dapat diterima TVRI Jawa Tengah (sebagai ganti untuk TVRI Yogyakarta). Siaran televisi pendidikan lokal adalah TV Edukasi yang dipancarkan dari sebuah SMK Negeri di pusat kabupaten. Siaran televisi swasta nasional yang dapat dinikmati di sini adalah RCTI, SCTV, antv, Indosiar, Trans TV, Trans 7, TPI, dan Metro TV. Di beberapa wilayah yang lebih sempit dapat diterima siaran Global TV dan tvone.

Perekonomian

Mata pencaharian masyarakat Kecamatan Banjarsari secara mayoritas adalah petani baik dengan mengelola sawah maupun kebun. Sehingga wilayah Kecamatan Banjarsari ini merupakan salah satu wilayah lumbung padi Kabupaten Ciamis selain wilayah sekitarnya seperti Kecamatan Padaherang. Komoditas beras yang dijual dari Banjarsari ini kemudian dijual ke pusat-pusat grosir beras di wilayah Jawa Barat maupun Jawa Tengah seperti Kota Bandung, Jakarta, maupun ke Jawa Tengah seperti Surakarta dan sekitarnya.
Selain dari komoditas padi, Kecamatan Banjarsari dulu terkenal dengan makanan khas yang terkenal yaitu "galendo". Galendo ini adalah pakan khas berupa hasil residu air santan dalam pembuatan proses minyak kelapa dan biasanya bisa dijadikan pakan khas wilayah Ciamis Selatan yang disebut dengan "Dage". Makanan khas ini dapat ditemukan di wilayah Ciamis Selatan dan bisanya dsajikan pada saat-saat tertentu.
Selain sektor pertanian, sektor perdagangan juga relatif berkembang karena secara tidak langsung wilayah Kecamatan Banjarsari adalah sebagai hinterland dari Kota Banjar dan merupakan transit barang dan jasa dari dan menuju ke wilayah selatan yaitu Pangandaran dan sekitarnya. Hal ini terbukti dengan eksistensi pasar Banjarsari yang mampu mewadahi barang dan jasa dari dan ke wilayah perbatasan seperti Kecamatan Lakbok, Padaherang, dan Kalipucang, bahkan Pangandaran serta wilayah sekitarnya bahkan Provinsi Jawa Tengah seperti Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Akhir dekade 90-an, di Banjarsari telah berdiri pusat-pusat perbelanjaan untuk mewarnai perekonomian Kecamatan Banjarsari dengan lingkup pasar dari wilayah sekitarnya hingga ke wilayah Ciamis Selatan seperti Kecamatan Pangandaran.
Pada saat ini home industry yang sedang berkembang di Kecamatan Banjarsari berupa penganan kecil, atau cemilan menjadi salah satu industri yang memiliki daya tarik baru. Home industries ini terletak di Desa Cibadak, berupa pengembangan komoditas pisang pisang yang didehidrogenasi (sale goreng), kekewukan, cingir putri, kalatakan, kicimpring, keripik pisang, keripik singkong, dan lain-lain. Selain yang disebutkan eksplisit, bahan pokok mereka adalah terigu dan beras ketan.
Selain industri tersebut, di wilayah ini telah dikembangkan juga industri rumah tangga berupa nata de coco yang merupakan industri kecil pengolahan air kelapa yang merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan di wilayah Ciamis Selatan. Lingkup pasar industri ini termasuk wilayah sekitarnya seperti Kota Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, hingga Bandung.
Dulu pernah ada sejenis buah unggulan dari sini, yakni rambutan Si Oray, bentuknya kecil, bergerombol banyak, buahnya mudah mengelupas, bulunya cenderung jarang, rasanya manis. Kini sangat sulit dan kurang populer, mungkin karena banyaknya komoditas buah lain yang lebih mengemuka. Potensi tanaman ekonomis adalah pohon Albasia, sementara bahan tambang adalah batu gambit yang selama ini dikenal untuk bahan semen, campuran pasta gigi hingga bahan berbagai industri, baik kertas, gelas hingga cat.

Agama

Mayoritas penduduk memilih Islam sebagai agama mereka, masjid-masjid ada di setiap kampung. Namun ada beberapa penduduk yang memeluk Kristen Protestan, biasanya mereka beretnis Tionghoa dan terpusat di pusat kecamatan. Dahulu terdapat gereja di ini, tetapi karena sedikit pemeluknya, peribadatan dipindahkan ke kota Banjar, sejauh 20 kilometer ke arah barat laut.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Banjarsari,_Ciamis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar