Banjarsari, Ciamis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Banjarsari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten
Ciamis, Jawa
Barat, Indonesia.
Sebutan yang pernah populer untuk kecamatan ini adalah "Kota Nyari" -
nyaman, asri, rindang, dan indah. Kini istilah itu tidak lagi terlalu menggema.
Sebagai bukti keberadaannya, didirikanlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kotanyari,
sebuah sekolah dasar yang cukup baik, menyusul SDN IX Banjarsari.
Batas wilayah[3]
Sarana dan prasarana
Setelah pernah menempati Desa Sukasari, pusat kecamatan
dipindahkan ke Desa Banjarsari pada tahun 1990-an, dengan
alasan pengintegrasian wilayah. Di kompleks itu terdapat kantor kecamatan, pusat kesehatan masyarakat, kantor pos
Indonesia, taman
atau alun-alun
kecamatan, dan lapangan
upacara yang
biasa dipakai untuk tempat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Di sekitar kompleks ini pula terdapat pusat perbelanjaan yang cukup modern.
Pasar umum terdapat di Desa Cibadak yang berbatasan langsung
dengan pusat kecamatan. Di sana terdapat pula terminal bus dan perwakilan
penyedia layanan angkutan bus untuk tujuan Kota Banjar,
Ciamis, Tasikmalaya,
Bandung, Depok, Jakarta, Tangerang,
dan lain-lain. Masjid agung sebagai ciri
penting kecamatan terletak di depan balai desa Cibadak. Di desa
yang sama terdapat pula kantor Kepolisian Sektor Banjarsari yang berseberangan
langsung dengan BRI unit Cicapar. Sarana perekonomian yang ada
selain BRI Unit Cicapar juga terdapat BRI Unit Sukasari, Banjarsari, dan Sindanghayu. BRI Unit Banjarsari merupakan
BRI Unit yang dilengkapi dengan layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) on line
24 jam.
Transportasi
Kecamatan Banjarsari khususnya Ibukota Kecamatan
Banajrsari dilewati oleh jalan kabupaten yang strategis, yaitu tepat berada di
tengah-tengah pusat wilayah Kabupaten Ciamis dan relatif dekat dengan obyek
wisata Pantai Pangandaran yang sekarang direncanakan akan menjadi
Kabupaten Pangandaran.
Adapun jarak antar pusat Kabupaten Ciamis dengan Pangandaran
lebih kurang 80 km, memerlukan waktu perjalanan bus umum lebih kurang dua jam,
sedangkan dari Banjarsari dibutuhkan perjalanan kurang lebih 1 jam untuk
mencapai Pangandaran.
Untuk menuju Kecamatan Banjarsari, dari ibukota
provinsi Jawa
Barat, biasanya dapat dilakukan dengan menggunakan layanan mode
transportasi darat Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) berupa bus umum yang berada di terminal Cicaheum, Kota Bandung. Untuk
perjalanan langsung hanya tersedia kelas ekonomi, dengan tarif bus umum sekitar
Rp. 20.000,00.
Tetapi ada cara lain, misalnya dengan memilih kelas bisnis ber-AC untuk transit di kota Tasikmalaya
atau di Kota Banjar,
lalu dilanjutkan dengan kendaraan umum lainnya (bus atau elf).
Lain halnya bila ingin menggunakan kereta api
(KA), dari Kota Bandung atau Yogyakarta, persinggahan terakhir kereta adalah di stasiun KA Kota
Banjar. Hal ini berlaku karena tidak ada akses langsung KA ke kecamatan ini.
Pada dekade hingga akhir tahun 80-an, mode transportasi kereta api
ini ada hingga ke Kecamatan Pangandaran melalui Kecamatan Padaherang
dan Kalipucang dan relatif banyak
digunakan oleh masyarakat sekitar pada waktu itu untuk digunakan sebagai
fasilitas transportasi umum. Tetapi kemudian ditutup karena pertimbangan alasan
ekonomi pada
akhir tahun 1980-an. Belakangan ada rencana pembukaan kembali, namun
terbengkalai seiring terjadinya krisis
moneter yang melanda Asia Timur, Indonesia
tanpa terkecuali.
Selain dari arah barat wilayah Kecamatan Banjarsari
memiliki akses yang relatif dekat dengan Provinsi Jawa Tengah,
akses ini bisa dicapai melalui arah dari Kecamatan Kalipucang dan dari
Kecamatan Lakbok melewati bendungan Manganti melalui jalur jalan Banjarsari-Lakbok. Akses ini bisa dicapai
dengan menggunakan kendaraan umum dari Banjarsari,
Kota Banjar, dan
Kalipucang atau di wilayah
terdekat dengan Provinsi Jawa Tengah seperti Kabupaten Banyumas dan
sekitarnya.
Pendidikan
Taman
kanak-kanak (TK) yang cukup baik di sini adalah TPA/TKA PUI di sekitaran
kompleks Masjid Agung. Dulu pernah populer pula TK Merpati yang bertempat di
dekat SDN Kotanyari, sekaligus di belakang kantor Komando Rayon Militer. Sekolah
dasar SD yang relatif populer diantaranya SDN Kotanyari dan SDN IX
Banjarsari. Rata-rata, gedung SD dibangun pada era 1970-an, tidak sedikit di antara
gedung-gedung itu begitu memilukan, peremajaan bangunan berjalan lamban,
kontras dengan gencarnya kampanye wajib belajar sembilan tahun dan adanya
program bantuan operasional sekolah (BOS).
Sekolah menengah atas (SMA) atau yang
sederajat di kecamatan ini di antaranya adalah Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) 1 Banjarsari, SMAN 2 Banjarsari, SMA Plus Al-Hasan, SMA Muhammadiyah
Banjarsari, dan MA PUI Banjarsari. Kemudian sekolah menengah kejuruan (SMK) di
antaranya SMK Siliwangi AMS, SMK Muhammadiyah 1 Banjarsari, dan SMK
Muhammadiyah 2 Banjarsari. Sedangkan untuk sekolah menengah pertama (SMP) atau yang
sederajat di kecamatan ini di antaranya adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri
(SMPN) 1 Banjarsari (di Desa Cibadak), SMPN 2 Banjarsari (di Desa Cicapar), MTs
Al-Hasan, MTs PUI Banjarsari (di Desa Cibadak), dan SMP Plus (di Desa
Pasawahan). Untuk perguruan tinggi (PT), di kecamatan ini baru
dibuka setelah tahun 2000-an,
yakni kelas jauh Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung, pada kelas Diploma-2, untuk program penyediaan guru SD yang lebih
baik. Pesantren
sebagai lembaga pendidikan Islam ada juga beberapa di sini. Salah satu di
antaranya ialah Pondok Pesantren Miftahul `Ulum Pimpinan KH. Hasan Bisri yang
terletak di Desa Kawasen. Di dalam pondok ini juga dikelola pendidikan formal
seperti TK Plus Al-Hasan, MTs Al-Hasan, dan SMA Plus Al-Hasan. Para siswa yang datang dari berbagai daerah selain
belajar secara formal mereka juga belajar mengaji di pondok ini. Dan yang
terakhir adalah Pesantren PERSATUAN ISLAM (PPI) No. 100 Banjarsari yang
didirikan oleh KH. Ade Abdurrahman, Lc. bersama rekan-rekannya sejak tahun
1992, hingga kini PPI mengelola pendidikan formal mulai dari tingkat Raudhatul
Athfal (TPA), MTs hingga jenjang Mu'allimien. No. urut 100 di Pesantren ini
mengacu pada No. urut jumlah pesantren yang didirikan dibawah Ormas Persatuan
Islam yang berpusat di Viaduct, Bandung.
Informasi dan telekomunikasi
Kode
telepon tetap kecamatan ini adalah 0265, berinduk kepada Tasikmalaya.
Sambungan telepon cukup baik, menjangkau hampir setiap desa. Adapun pelayanan
telekomunikasi selular telah dijangkaui oleh semua operator GSM, menyusul beberapa
operator CDMA dengan
porsi yang lebih terbatas. Internet sebagai media informasi yang penting mulai
berkembang di sini, ini disebabkan karena biaya akses yang relatif terjangkau
untuk sebagian penduduk khususnya para pelajar. Salah satu warung
Internet yang pertama ada di Banjarsari dan masih tetap eksis adalah Warnet
Kinanti Computer yang beralamat di Jalan Raya Timur Banjarsari, tepatnya di
Jalan Kubangpari Cibadak, berdiri sejak tahun 2002. Biaya akses rata-rata
Internet adalah Rp. 2.500,00 per jam. Untuk mengetahui lebih jauh dapat dilihat
di http://www.kinanti.web.id/
Siaran radio FM
dapat diterima di sini, dipancarkan dari Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Purwokerto,
Cilacap, dan
kota-kota lain di Jawa Tengah, tetapi sekarang stasiun pemancar radio
lokal komersial juga banyak berdiri di sini.
Televisi TVRI Jawa Barat dapat diterima cukup
baik di sini melalui gelombang VHF, selain itu juga dapat diterima TVRI Jawa Tengah (sebagai
ganti untuk TVRI Yogyakarta). Siaran televisi pendidikan lokal adalah TV Edukasi
yang dipancarkan dari sebuah SMK Negeri di pusat kabupaten. Siaran televisi
swasta nasional yang dapat dinikmati di sini adalah RCTI, SCTV, antv, Indosiar, Trans TV, Trans 7, TPI, dan Metro TV. Di
beberapa wilayah yang lebih sempit dapat diterima siaran Global TV
dan tvone.
Perekonomian
Mata pencaharian masyarakat Kecamatan Banjarsari
secara mayoritas adalah petani baik dengan mengelola sawah maupun kebun. Sehingga
wilayah Kecamatan Banjarsari ini merupakan salah satu wilayah lumbung padi
Kabupaten Ciamis
selain wilayah sekitarnya seperti Kecamatan Padaherang.
Komoditas beras yang dijual dari Banjarsari ini kemudian dijual ke pusat-pusat
grosir beras di wilayah Jawa Barat maupun Jawa Tengah seperti Kota
Bandung, Jakarta, maupun
ke Jawa
Tengah seperti Surakarta dan sekitarnya.
Selain dari komoditas padi, Kecamatan Banjarsari
dulu terkenal dengan makanan khas yang terkenal yaitu "galendo".
Galendo ini adalah pakan khas berupa hasil residu air santan dalam pembuatan proses
minyak kelapa dan biasanya bisa dijadikan pakan khas wilayah Ciamis Selatan yang
disebut dengan "Dage". Makanan khas ini dapat ditemukan di wilayah
Ciamis Selatan dan bisanya dsajikan pada saat-saat tertentu.
Selain sektor pertanian, sektor perdagangan juga
relatif berkembang karena secara tidak langsung wilayah Kecamatan Banjarsari
adalah sebagai hinterland dari Kota
Banjar dan
merupakan transit barang dan jasa dari dan menuju ke wilayah selatan yaitu Pangandaran
dan sekitarnya. Hal ini terbukti dengan eksistensi pasar Banjarsari yang mampu
mewadahi barang dan jasa dari dan ke wilayah perbatasan seperti Kecamatan
Lakbok, Padaherang, dan Kalipucang, bahkan Pangandaran serta wilayah sekitarnya
bahkan Provinsi Jawa Tengah seperti Kabupaten Banyumas dan
sekitarnya. Akhir dekade 90-an, di Banjarsari telah berdiri pusat-pusat
perbelanjaan untuk mewarnai perekonomian Kecamatan Banjarsari dengan lingkup
pasar dari wilayah sekitarnya hingga ke wilayah Ciamis Selatan seperti
Kecamatan Pangandaran.
Pada saat ini home industry yang sedang
berkembang di Kecamatan Banjarsari berupa penganan kecil, atau cemilan menjadi
salah satu industri yang memiliki daya tarik baru. Home industries ini terletak
di Desa Cibadak, berupa pengembangan komoditas pisang pisang yang
didehidrogenasi (sale goreng), kekewukan, cingir putri, kalatakan, kicimpring,
keripik pisang, keripik singkong, dan lain-lain. Selain yang disebutkan eksplisit,
bahan pokok mereka adalah terigu dan beras ketan.
Selain industri tersebut, di wilayah ini telah
dikembangkan juga industri rumah tangga berupa nata de coco yang merupakan
industri kecil pengolahan air kelapa yang merupakan salah satu komoditas
andalan perkebunan di wilayah Ciamis Selatan. Lingkup pasar industri ini
termasuk wilayah sekitarnya seperti Kota Banjar, Ciamis, Tasikmalaya,
hingga Bandung.
Dulu pernah ada sejenis buah unggulan dari sini,
yakni rambutan
Si Oray, bentuknya kecil, bergerombol banyak, buahnya mudah mengelupas, bulunya
cenderung jarang, rasanya manis. Kini sangat sulit dan kurang populer, mungkin
karena banyaknya komoditas buah lain yang lebih mengemuka. Potensi tanaman
ekonomis adalah pohon Albasia, sementara bahan tambang adalah batu gambit yang
selama ini dikenal untuk bahan semen, campuran pasta gigi hingga bahan berbagai
industri, baik kertas,
gelas hingga cat.
Agama
Mayoritas penduduk memilih Islam sebagai agama
mereka, masjid-masjid
ada di setiap kampung. Namun ada beberapa penduduk yang memeluk Kristen Protestan,
biasanya mereka beretnis Tionghoa dan terpusat di pusat kecamatan. Dahulu terdapat gereja di ini,
tetapi karena sedikit pemeluknya, peribadatan dipindahkan ke kota Banjar, sejauh 20 kilometer ke arah
barat laut.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Banjarsari,_Ciamis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar